Pertanian dan berkebun adalah dua konsep yang kerap kali disamakan. Namun, dalam realitasnya, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Terutama, di masyarakat pedesaan, di mana budaya dan tradisi turun temurun tetap menjaga perbedaan antara dua istilah ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan di antara "Huma" dan "Kebun" serta mengungkap sejumlah istilah dan proses yang digunakan oleh petani Padi Huma. Mari kita perkenalkan konsep berkebun dari sudut pandang yang lebih dalam.
Perbedaan antara Huma dan Kebun
Huma dan Kebun, dua istilah yang seakan mirip, namun di masyarakat pedesaan, khususnya di wilayah Geopark Ciletuh Palabuhanratu, keduanya memiliki perbedaan yang penting. Huma adalah lahan daratan yang digunakan untuk menanam Padi. Sementara itu, Kebun adalah lahan daratan yang digunakan untuk menanam selain komoditas Padi. Meskipun dari segi lokasi dan cara penanaman, keduanya serupa, namun perbedaan inilah yang harus dijaga sebagai bagian dari warisan budaya di bidang pertanian, terutama di Widang Tatanen Urang Lembur.
Proses Berkebun: Dari Ngabukbak hingga Nyirian
Proses berkebun, terutama dalam konteks Huma, melibatkan sejumlah istilah dan tahapan yang menarik. Ini adalah beberapa istilah yang biasa digunakan dalam proses berkebun:
Ngabukbak
Ngabukbak adalah proses membuka lahan daratan atau kadang kala hutan yang masih banyak pepohonan yang akan dijadikan lahan bertani, baik untuk Huma maupun Kebun.
Nyirian
Nyirian adalah istilah yang digunakan untuk menentukan lahan yang akan digarap atau memberi tanda bahwa lahan tersebut sudah memiliki pemilik. Istilah ini mungkin tidak berlaku di beberapa daerah karena lahan sudah dimiliki.
Ngabaladah
Proses merapikan lahan atau tempat yang hasil ngabukbak.
Nyacar
Nyacar adalah proses membersihkan lahan yang akan dijadikan tempat bertani seperti Huma atau menanam padi di ladang, kebun palawija, dan lainnya. Istilah ini diterapkan pada lahan yang sudah pernah digarap.
Babad
Babad adalah istilah yang hampir sama dengan Nyacar, tetapi berbeda dalam penggunaan alat dan tenaga yang dikeluarkan. Nyacar sering menggunakan alat yang lebih kecil dan membersihkan rumput-rumput dan pohon-pohon kecil. Sementara itu, Babad menggunakan alat yang lebih besar dan tenaga yang lebih besar.
Berkebun: Membentuk Huma yang Produktif
Lahan pertanian yang baru dibukbak atau dibuka dari hutan biasanya cocok untuk menanam Padi. Namun, setelah beberapa kali panen, kualitas tanahnya akan berkurang. Maka dari itu, tanah ini akan digantikan dengan tanaman palawija lainnya seperti Pisang, Kacang Tanah, dan tanaman lain yang lebih tahan. Akhirnya, lahan ini akan kembali menjadi hutan dengan pohon-pohon yang tumbuh bukan dengan sendirinya, melainkan ditanam dengan tujuan untuk dijual di masa depan.
Proses Lanjutan Berkebun
Proses berkebun tidak berakhir pada tahap awal saja, masih ada beberapa istilah dan tahapan yang perlu dipahami:
Ngahuru
Ngahuru adalah istilah yang digunakan untuk membakar rumput atau pohon kecil yang sudah dibabad atau hasil nyacar. Pembakaran ini dilakukan setelah pohon atau hasil Babad dan Nyacar mengering.
Ngadurukan
Ngadurukan hampir sama dengan Ngahuru, perbedaannya terletak pada penempatan istilahnya. Proses ini digunakan untuk membersihkan sisa hasil Ngahuru, seperti ranting-ranting yang masih basah, yang tidak habis terbakar dalam satu pembakaran.
Macul
Macul adalah istilah dalam pertanian berbahasa Sunda yang merujuk pada cara mengolah lahan dengan cangkul. Pekerjaan ini membutuhkan tenaga ekstra, terutama jika tanahnya keras.
Ngawuluku
Ngawuluku adalah cara mengolah lahan dengan tenaga sapi atau traktor, yang biasanya digunakan di lahan sawah, huma, ladang, atau kebun.
Nemprang
Nemprang adalah proses menghaluskan tanah yang masih berisi hasil Macul. Proses ini serupa dengan Macul, tetapi lebih ringan dalam ayunan cangkulnya.
Ngarag
Ngarag adalah istilah yang digunakan untuk membersihkan, mengumpulkan, membakar, atau membuang akar-akar sisa di lahan hasil Nemprang. Biasanya, proses ini dilakukan oleh para wanita setelah pria menyelesaikan Nemprang.
Ngagaritan
Ngagaritan adalah proses membuat garis-garis di tanah dengan batok kelapa atau bahan lainnya yang menandakan area tanam. Garitan ini sering ditanami dengan berbagai tanaman, seperti jagung, kacang, Padi Marus, dan lainnya.
Ngaseuk
Ngaseuk adalah cara membuat lubang di tanah yang akan digunakan untuk menanam benih atau bibit. Proses ini melibatkan penggunaan kayu bulat dengan panjang sesuai dengan tinggi yang akan digunakan.
Muuhan
Muuhan adalah istilah yang digunakan untuk memasukkan benih atau bibit ke dalam lubang aseuk. Proses ini umumnya dilakukan oleh para wanita.
Melanjutkan Tradisi Berkebun
Ngamalir: Merintis Jalan Air
Ngamalir adalah langkah pertama yang sangat penting dalam dunia pertanian. Istilah ini merujuk pada pembuatan jalan air atau selokan kecil di lahan pertanian, yang bertujuan untuk mengalirkan air sehingga tidak mengganggu tanaman yang akan ditanam nantinya. Inilah langkah awal yang memastikan tanaman padi atau tanaman lainnya mendapatkan air yang cukup untuk tumbuh dengan baik.
Ngagemuk/Ngaberak: Memberi Nutrisi pada Tanaman
Ngagemuk atau Ngaberak adalah langkah selanjutnya dalam proses pertanian. Istilah ini mengacu pada memberikan pupuk pada tanaman, seperti padi. Pupuk ini memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman agar tumbuh subur dan sehat. Proses ini penting untuk memastikan hasil panen yang berkualitas.
Nyaangan: Membersihkan dengan Teliti
Nyaangan adalah istilah yang menunjukkan tingkat kehati-hatian dalam membersihkan lahan pertanian. Ini mencakup membersihkan rumput yang tumbuh di antara tanaman. Yang menarik adalah bahwa tindakan ini dapat dilakukan dengan tangan, tanpa peralatan khusus. Ini menunjukkan tingkat ketelitian dan perhatian yang diberikan kepada tanaman.
Ngoyos: Petani Padi yang Mahir
Ngoyos adalah istilah dalam Bahasa Sunda yang mengacu pada petani padi darat atau padi Huma. Mereka menggunakan alat khusus yang disebut "Cungkir." Bahasa Ngoyos memiliki sejumlah istilah yang berkaitan dengan kegiatan ini, termasuk Nyaangan. Ini mencerminkan bagaimana petani padi memiliki sejumlah kata dan istilah yang spesifik untuk pekerjaan mereka.
Ngored: Membersihkan Lahan secara Luas
Ngored juga berkaitan dengan membersihkan lahan, tetapi dalam konteks yang lebih luas. Ini mencakup membersihkan kebun, Huma, ladang, bahkan pekarangan rumah dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa petani Huma Sunda memiliki tugas yang beragam dalam merawat tanaman dan lahan mereka.
Nyemprot: Memerangi Hama dengan Jerigen Pompa
Nyemprot adalah tindakan memerangi hama tanaman dengan menggunakan jerigen pompa. Ini adalah langkah penting untuk melindungi tanaman dari ancaman hama yang dapat mengurangi hasil panen.
Tungu: Menjaga Tanaman dari Pengganggu
Tungu adalah istilah yang mengacu pada menjaga kebun atau Huma dari pengganggu seperti hewan dan lainnya. Ini menekankan pentingnya perlindungan tanaman dari segala bentuk ancaman yang dapat mengurangi hasil panen.
Dibuat / Manen: Proses Panen
Dibuat atau Manen adalah tahap panen dalam pertanian. Ini adalah momen ketika petani mengumpulkan hasil dari proses bertani yang sudah dilakukan dengan susah payah. Proses panen ini merupakan puncak dari semua upaya petani.
Ngetem: Menuai dengan Hati-hati
Ngetem adalah langkah yang memerlukan ketelitian ekstra. Ini adalah proses menuai padi secara manual dengan tangan, menggunakan alat yang disebut "Etem." Pada prakteknya, batang atau ranggeuyan padi dipotong satu persatu dengan hati-hati.
Ngirik: Memisahkan Batang dan Buah Padi
Ngirik adalah istilah yang mengacu pada proses memisahkan batang dengan buah padi Huma yang sudah dipanen. Proses ini dilakukan dengan cara menginjak-injak, dan itu terutama diterapkan pada padi Huma yang disebut dengan istilah "heucak."
Moe: Mengeringkan Hasil Panen
Moe adalah tahap selanjutnya setelah panen. Ini mencakup menjemur dan mengeringkan hasil panen, seperti padi, di bawah sinar matahari. Proses ini adalah bagian penting dari persiapan bahan makanan.
Nutu: Menggiling Padi menjadi Beras
Sebelum padi siap untuk dikonsumsi, ada langkah terakhir yang perlu dilakukan, yaitu Nutu. Nutu adalah proses menggiling padi menjadi beras. Ini adalah langkah terakhir dalam proses pertanian yang menjadikan padi siap untuk dimakan.
Istilah-istilah yang kami bahas di atas hanya sebagian kecil dari kaya warisan budaya petani padi Huma Sunda di Jawa Barat. Terdapat banyak lagi istilah-istilah yang membentuk bagian penting dari tradisi pertanian ini. Dan meskipun dunia kita semakin modern, istilah-istilah ini terus hidup, menghubungkan kita dengan akar budaya yang dalam. Jadi, ketika Anda berpapasan dengan petani padi Huma, sekarang Anda tahu bahwa di balik kata-kata sederhana ini ada kebijaksanaan dan pengalaman bertani yang luar biasa. Semoga artikel ini telah memberikan wawasan yang menarik tentang budaya pertanian yang kaya di Jawa Barat.
Dengan banyaknya istilah dan tahapan yang terlibat dalam proses berkebun, jelaslah bahwa berkebun, terutama di masyarakat pedesaan, bukanlah pekerjaan yang sederhana. Tradisi ini perlu dilestarikan agar pengetahuan yang berharga ini dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Perbedaan antara Huma dan Kebun, serta beragam istilah yang terlibat dalam berkebun, merupakan bagian penting dari warisan budaya yang harus dijaga.
Berkebun adalah sebuah proses yang jauh lebih kompleks daripada sekadar menanam tanaman. Proses ini melibatkan berbagai istilah dan tahapan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang mendalam. Perbedaan antara Huma dan Kebun, serta beragam istilah yang terkait dengan proses berkebun, adalah bagian dari budaya pedesaan yang perlu dilestarikan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang berkebun, kita dapat lebih menghargai upaya petani dalam menghasilkan makanan yang kita konsumsi setiap hari.