Galaksi Bimasakti di langit Tanjungpandan, Belitung. Kredit: Martin Marthadinata, 2016 |
Bimasakti adalah galaksi yang menjadi tempat tinggal bagi sistem tata Surya kita, termasuk Bumi. Tata Surya kita tidak berada dalam posisi yang dekat dengan pusat galaksi Bimasakti; jaraknya kira-kira 25.749.504.000.000.000 kilometer dari pusat galaksi. Ini menggambarkan seberapa besar skala galaksi kita. Namun, pertanyaannya adalah, seberapa besar galaksi ini secara akurat, dan bagaimana kita dapat mengukurnya?
Terkait : Mengenal Apa Itu Gugus Galaksi
Saat ini kita tahu bahwa diameter galaksi Bimasakti adalah sekitar 100.000 tahun cahaya, dengan 1 tahun cahaya setara dengan sekitar 9,4 triliun kilometer. Oleh karena itu, perkiraan diameter Bimasakti adalah sekitar 9,5 x 10^17 kilometer. Adapun ketebalan galaksi kita bergantung pada seberapa dekat kita berada dengan pusat galaksi, dan secara rata-rata berkisar puluhan ribu tahun cahaya.
Diperkirakan terdapat sekitar 200-400 miliar bintang di dalam galaksi Bimasakti, dengan Matahari kita hanyalah salah satu dari ratusan miliar bintang tersebut. Pada dasarnya, ini menunjukkan bahwa posisi Bumi di alam semesta ini tidak begitu istimewa, mengingat Bumi adalah salah satu dari triliunan planet yang mengorbit di sekitar bintang-bintang dalam Bimasakti (dengan asumsi bahwa setiap bintang di Bimasakti memiliki planet yang mengorbitinya).
Jika kita mengasumsikan bahwa rata-rata massa bintang di dalam galaksi Bimasakti sekitar sama dengan massa Matahari, maka total massa galaksi Bimasakti dapat mencapai sekitar 2 x 10^11 kali massa Matahari, dengan massa Matahari sendiri sekitar 2 x 10^30 kilogram.
Terkait : Bisakah Kita Melihat Bintang dari Galaksi Lain?
Galaksi Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi dalam alam semesta, melainkan bagian dari kelompok galaksi yang disebut Grup Lokal. Ada beberapa galaksi lain yang dapat diamati di langit malam yang juga termasuk dalam Grup Lokal, seperti M31 atau galaksi Andromeda dan M33, yang dikenal sebagai galaksi Triangulum. Secara keseluruhan, Grup Lokal terdiri dari setidaknya 30 galaksi.
Dalam konteks bentuk galaksi Bimasakti, karena kita berada di dalamnya, galaksi ini terlihat sebagai jalur bintang yang melintas di langit Bumi, yang sering disebut sebagai pita putih samar seperti yang terlihat dalam foto di atas. Namun, penelitian oleh para astronom telah mengungkapkan bahwa Bimasakti sebenarnya adalah jenis galaksi spiral.
Bentuk galaksi Bimasakti mirip dengan dua piring cekung yang ditumpangkan satu sama lain, dengan bagian tengah yang lebih tebal dan perlahan pipih ke arah pinggiran, serta memiliki lengan-lengan spiral yang menjalar di dalamnya.
Karena karakteristik ini, galaksi kita digolongkan sebagai galaksi spiral. Dalam klasifikasi galaksi Hubble, Bimasakti masuk dalam kelas SBbc. Artinya, galaksi Bimasakti adalah galaksi spiral yang memiliki "bar" atau palang di pusatnya, dengan kecerlangan bagian pusat yang hampir sama dengan bagian piringannya, dan memiliki struktur lengan spiral yang lebih terbuka di bagian piringannya.
Ilustrasi bentuk galaksi Bimasakti. Kredit: NASA/JPL-Caltech |
Bagaimana kita bisa mengetahui bentuk galaksi kita, terutama saat kita berada di dalamnya? Ini dapat dicapai dengan melakukan perhitungan jarak yang akurat terhadap semua komponen yang membentuk galaksi Bimasakti yang dapat diamati, termasuk bintang-bintang, gas, dan debu. Dengan memiliki informasi tentang jaraknya, kita dapat membuat jenis peta atau denah dari galaksi kita sendiri.
Sebagai analogi, bayangkan kita berdiri di tengah lapangan yang luas dengan banyak orang yang tersebar di sekitar kita secara acak. Jika kita memiliki pengetahuan tentang jarak kita ke setiap orang di sekitar, kita dapat membuat plot jarak radial dari diri kita ke mereka. Hasilnya akan menjadi peta sebaran orang-orang tersebut di sekitar kita. Dengan cara yang sama, kita dapat menentukan bentuk galaksi kita tanpa perlu meninggalkan galaksi tersebut.
Dari informasi ini, para astronom dapat mengestimasi diameter galaksi kita, menghitung ketebalannya, serta menentukan massa totalnya.
Ini juga bisa membuat kita merasa sangat kecil dalam konteks alam semesta. Seperti yang dikatakan oleh penulis Toga Nainggolan di Qureta.com, belajar atau mencari tahu tentang astronomi dapat membuat kita merasa sangat kecil, bahkan hampir tak ada artinya. Hal ini mengingatkan kita tentang betapa besar dan luasnya alam semesta dibandingkan dengan keberadaan kita yang begitu kecil di dalamnya.
Terkait : Inilah Alasan Mengapa Galaksi Bentuknya Datar Dan Tidak Bulat