Nebula Orion. Kredit: Raul Villayerde Fraile |
Bagi mereka yang memiliki teleskop, mungkin seringkali Anda mengarahkan pandangan ke arah rasi bintang Orion dan mengamati adanya sebuah nebula yang terang di pusat rasi bintang tersebut. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya nebula itu?
Kata "nebula" berasal dari bahasa Latin yang mengandung arti "awan". Nebula merujuk pada awan antarbintang yang terdiri dari campuran debu, hidrogen, helium, serta berbagai jenis gas yang terionisasi. Pada awalnya, istilah nebula digunakan untuk menyebut berbagai objek astronomi yang tampak tersebar, termasuk galaksi di luar Bima Sakti.
Baca Juga : Fakta-Fakta Menarik Tentang Bintang
Sebagai contoh, Galaksi Andromeda pada awalnya dikenal sebagai Nebula Andromeda (dan galaksi berbentuk spiral awalnya disebut "nebula spiral"). Namun, setelah sifat sejati galaksi berhasil diamati dan dikonfirmasi pada awal abad ke-20 oleh astronom Vesto Slipher, Edwin Hubble, dan kolega mereka, maka perbedaan antara nebula dan galaksi mulai teridentifikasi.
Sejumlah nebula memiliki dimensi yang sangat besar, bahkan mencapai ratusan tahun cahaya dalam diameter. Namun, berbeda dari hasil tangkapan sensitif cahaya kamera, sebenarnya nebula hampir tak terlihat oleh mata manusia dari Bumi. Selain jarak yang jauh, tingkat kecerahannya pun tergolong rendah.
Ambil contoh Nebula Orion, yang merupakan salah satu nebula paling terang di langit malam. Meskipun sebenarnya memiliki diameter sudut dua kali lebih besar daripada Bulan Purnama, nebula ini tidak terlihat jelas di langit malam, terutama dalam kondisi udara dan cahaya yang tercemar, seperti polusi udara dan polusi cahaya.
Walaupun nebula tampak padat di sekitarnya, nyatanya nebula sebesar Bumi hanya memiliki massa total beberapa kilogram saja. Banyak nebula terlihat karena cahaya fluoresensinya yang dipancarkan oleh sebuah bintang panas di intinya. Sementara itu, ada nebula lain yang hanya bisa terdeteksi dengan menggunakan fitur eksposur panjang dan filter khusus pada kamera digital.
Bagaimana Proses Pembentukan Nebula Terjadi?
Banyak nebula atau bintang terbentuk melalui keruntuhan gravitasi gas dalam medium antarbintang. Saat material sebuah bintang mulai runtuh karena gaya gravitasinya, bintang-bintang baru yang berukuran besar dapat terbentuk di inti nebula. Radiasi ultraviolet dari bintang-bintang muda ini akan menyebabkan gas di sekitarnya menjadi terionisasi, sehingga awan antarbintangnya dapat terlihat dalam panjang gelombang optik.
Baca Juga : Mari Mengenal Lebih Jauh Tentang Bintang Neutron
Ada juga jenis nebula lain yang terbentuk akibat dari ledakan supernova; suatu peristiwa hebat yang terjadi ketika bintang raksasa berumur pendek mengalami kehancuran. Material yang dilemparkan oleh ledakan supernova kemudian terionisasi oleh energi dari inti yang tersisa, yang biasanya adalah sebuah bintang neutron.
Salah satu proses pembentukan nebula yang lain adalah melalui pembentukan nebula planeter. Jenis nebula ini mewakili tahap akhir dari evolusi bintang bermassa rendah, seperti Matahari kita. Bintang dengan massa sekitar 8-10 kali massa Matahari akan mengalami transformasi menjadi raksasa merah dan perlahan-lahan melepaskan lapisan luar mereka dalam pergolakan atmosfer mereka.
Ketika bintang bermassa rendah ini telah kehilangan sebagian besar materialnya, suhu intinya akan meningkat, dan radiasi ultraviolet dari bintang tersebut akan menyinari dan mengionisasi awan antarbintang di sekitarnya yang telah terbuang. Akibatnya, terbentuklah nebula planeter. Matahari kita diperkirakan akan mengalami tahap ini dalam waktu sekitar 4-5 miliar tahun ke depan, di mana intinya akan menjadi katai putih.
Baca Juga : 5 Fakta Menarik Tentang Bintang Neutron