Beranda
Misi Dan Riset
Serba Serbi
Teknologi
Mengapa Komet Jarang Muncul di Langit?
Komet C/1996 B2 (Hyakutake). Kredit: Michael Jaeger

SpaceNesia - Kapan Terakhir Kali Anda Melihat Komet di Langit? Mengapa Hal Ini Terjadi?

Apakah Anda pernah melihat komet di langit, atau mungkin belum pernah sama sekali? Memang, penampakan komet merupakan momen yang jarang terjadi. Namun, apa sebenarnya alasan di balik kelangkaan ini? Mari kita mencari jawabannya.

Sebenarnya, kemunculan komet tidaklah sesuatu yang langka. Bahkan, menurut data yang dihimpun oleh In-the-sky.org, pada bulan April 2018 saja terdapat dua komet yang dapat diamati melalui teleskop, yaitu komet C/2016 M1 dan C/2016 N6. Lalu, mengapa kita jarang melihat komet dengan mata telanjang?

Faktanya, sebagian besar komet tidak pernah memancarkan cahaya yang cukup terang untuk bisa dilihat dengan mata telanjang. Akibatnya, penampakan komet-komet ini hanya dapat diamati oleh mereka yang dilengkapi dengan teleskop, seperti para astronom..

Baca Juga : Bisakah Kita Melihat Bintang dari Galaksi Lain?

Sebelumnya, mari kita memperkenalkan komet kepada Anda. Komet adalah benda langit yang terbentuk dari es dan debu, membentuk kumpulan materi padat dan gas yang membeku ketika berada jauh dari Matahari. Saat mendekati Matahari, sebagian dari materi komet akan menguap, menghasilkan kepala gas yang disebut nukleus, serta ekor yang terlihat.

Nukleus komet memiliki ukuran bervariasi, mulai dari beberapa ratus meter hingga beberapa kilometer. Ketika mendekati Matahari, tekanan pemanasan dari Matahari menyebabkan pelepasan besar gas dan debu dari nukleus. Inilah yang menciptakan penampakan kepala gas dan ekor pada komet. Faktor penentu seberapa terangnya komet juga tergantung pada karakteristik nukleus ini.

Komet Halley. Kredit: NASA/W. Liller

Agar seorang komet dapat muncul dengan cahaya yang terang dan dapat dilihat tanpa bantuan teleskop di langit malam, nukleus komet tersebut harus memiliki ukuran yang cukup besar dan tetap aktif. Kedua faktor ini memiliki peran penting baik ketika komet bergerak mendekati Matahari maupun ketika mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi.

Pertama, ukuran nukleus komet sangat mempengaruhi kecerahan yang dihasilkan. Nukleus komet yang lebih besar memiliki potensi untuk melepaskan lebih banyak gas dan debu saat terpapar panas Matahari. Ketika gas dan debu ini terlepas dan terpapar sinar Matahari, mereka menciptakan kilauan yang terlihat oleh mata manusia di Bumi.

Kedua, aktivitas nukleus juga merupakan faktor penting. Komet yang aktif akan melepaskan lebih banyak gas dan debu selama pergerakannya, terutama saat mendekati Matahari. Aktivitas ini menciptakan ekor yang lebih panjang dan cerah, meningkatkan visibilitas komet di langit malam.

Jadi, untuk melihat komet dengan kecerahan yang mencolok di langit tanpa perlu teleskop, penting bagi nukleus komet memiliki ukuran yang cukup besar dan menjalani proses aktivitas yang berlimpah selama perjalanannya mengitari Matahari dan menjauhi Bumi.

Sebuah komet yang memenuhi persyaratan ini pasti akan menampilkan pemandangan yang sangat mengagumkan. Contohnya adalah komet Hyakutake yang terlihat dalam gambar di bagian atas artikel ini. Bagi mereka yang tertarik pada ilmu astronomi pada tahun 1996, mungkin Anda termasuk salah satu individu yang beruntung bisa menyaksikan penampilan komet tersebut pada saat itu.

Komet yang muncul dengan kecerahan yang luar biasa sering kali dikenal sebagai "Great Comet" atau "Komet Besar". Salah satu contohnya adalah komet Halley, yang memiliki kecerahan yang mencolok sehingga bisa terlihat oleh pengamat biasa yang bahkan mungkin tidak menyadari keberadaan komet di langit.

Namun sayangnya, kemunculan Komet Besar menjadi peristiwa yang langka. Data statistik NASA menunjukkan bahwa secara rata-rata hanya ada satu Komet Besar yang akan muncul dalam rentang waktu satu dekade.

Dengan demikian, itulah alasan mengapa kita jarang melihat komet di langit. Bukan karena komet itu sendiri yang langka, melainkan karena kemunculan komet yang memenuhi kriteria terang dan spektakuler menjadi peristiwa yang terjadi dengan frekuensi yang terbatas.