The Martian. Kredit: 20th Century Fox |
SpaceNesia - Eksplorasi Kehidupan Manusia di Planet Mars Sebuah Tantangan Besar.
Menghadapi Mars, Bisakah Kita Bertahan Hidup di Planet Merah?
Apakah Manusia Dapat Bertahan di Mars?
Selama dekade terakhir, planet Mars telah menjadi perbincangan hangat di kalangan para astronom, terutama yang memiliki ambisi untuk mendarat di sana. NASA, misalnya, berencana mengirim manusia ke Planet Merah pada tahun 2030. SpaceX juga tak ketinggalan, dengan tujuan mendaratkan manusia di Mars pada 2024.
Tidak hanya di dunia sains, Mars juga telah menjadi topik favorit di Hollywood. Film-film seperti "The Martian" dan "Life" membawa kita berimajinasi tentang penjelajahan planet tetangga kita. Namun, pertanyaan besar yang masih mengemuka adalah: Bagaimana kita bisa bertahan hidup di Mars untuk jangka waktu yang panjang?
Menghadapi Ekstremnya Mars
Perjalanan ke Mars hanya merupakan langkah awal dari perjalanan yang penuh tantangan. Dibutuhkan waktu setidaknya 260 hari untuk mencapai Mars dari Bumi. Namun, tantangan sesungguhnya muncul saat mendarat di permukaan planet yang ekstrem ini.
Bagaimana para astronot dapat mendarat dengan aman di permukaan Mars? Apa jenis sistem pendaratan yang bisa menjaga keselamatan astronot dan mengupdate lokasinya di media sosial?
Sejak tahun 2007, ilmuwan telah mengusulkan empat solusi berbeda untuk mendaratkan astronot di Mars. Pertama, ada Sistem Pendaratan Berkaki, di mana kendaraan akan dilengkapi dengan kaki penopang untuk mendarat dan lepas landas. Kedua, Sistem SLS menggunakan drone raksasa untuk menurunkan kendaraan perlahan ke permukaan Mars. Ketiga, Sistem Pendaratan Berkantong Udara memanfaatkan kantong udara untuk mendaratkan astronot. Terakhir, Sistem Pendaratan Sensorik menggunakan teknologi untuk menemukan lokasi pendaratan ideal.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa sistem pendaratan berkaki dan bertali adalah yang paling aman bagi manusia, meskipun belum ada uji coba langsung dengan misi berawak.
Membangun Tempat Tinggal di Mars
Astronot yang mendarat di Mars tentu tidak bisa tinggal di dalam kapal antariksa selamanya. Mereka memerlukan tempat tinggal permanen di sana.
NASA telah merancang berbagai prototipe habitat untuk bertahan hidup di permukaan Mars. Ini bukanlah tugas mudah, mengingat atmosfer tipis Mars dan keterbatasan sinar matahari di planet tersebut. Sejumlah perusahaan swasta pun turut serta merancang prototipe habitat ini sejak tahun 2016.
Habitat-habitat ini harus mandiri, mampu bertahan di atmosfer tipis Mars, dan mendukung kehidupan dalam jangka waktu lama tanpa dukungan dari Bumi. Mereka mengambil inspirasi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang telah mengajarkan banyak hal tentang habitat manusia di luar angkasa.
Menanam atau Membawa?
Membawa banyak makanan dari Bumi akan menambah beban kendaraan dan kompleksitas misi ke Mars. Solusinya adalah dengan menanam makanan di sana.
Namun, menanam sayuran di Mars tidaklah mudah. Atmosfer tipis dan sinar matahari yang terbatas menjadi kendala utama. Oleh karena itu, para ilmuwan mengembangkan solusi kreatif, seperti daun buatan yang mampu tumbuh di kondisi ekstrem Mars. Daun buatan ini mengubah sinar matahari menjadi tenaga untuk reaksi kimia yang dibutuhkan dalam produksi obat dan senyawa lainnya.
Daun buatan. Kredit: Universitas Teknologi Eindhoven |
Kentang juga dapat ditanam di dalam habitat Mars yang dilindungi dari radiasi. Tingkat karbon dioksida yang tinggi di Mars bahkan dapat meningkatkan hasil produksi kentang jika dibandingkan dengan ditanam di Bumi.
Eksplorasi yang Menantang
Eksplorasi Mars telah memikat imajinasi manusia selama beberapa dekade. Bukan hanya NASA, badan pemerintah dan perusahaan antariksa swasta juga memiliki rencana ambisius untuk menjelajahi Planet Merah.
Semoga eksplorasi Mars hanya menjadi langkah awal dalam menjelajahi alam semesta. Gravitasi rendah Mars menjadi peluang untuk membangun dan meluncurkan kendaraan antariksa untuk misi eksplorasi ke planet lain.
Hambatan utama saat ini adalah teknologi. Walaupun kita telah menemukan cara untuk mencapai Mars, teknologi yang diperlukan masih belum tersedia.
Akhir kata, jawabannya hanya dapat ditemukan seiring berjalannya waktu.