Benarkah Hantaman Pada Mars Menciptakan Phobos dan Deimos? |
SpaceNesia - Selama ini, kita telah mengenal Mars sebagai planet merah yang memiliki dua sahabat langit, yakni Phobos dan Deimos. Dua bulan ini telah menjadi objek penelitian dan kekaguman para ilmuwan sepanjang masa.
Bertahun-tahun lamanya, para ahli telah berusaha menjawab pertanyaan mengenai asal-usul kedua satelit misterius ini. Sebelumnya, pandangan yang dominan adalah bahwa Phobos dan Deimos merupakan asteroid kecil yang tertangkap oleh gaya tarik gravitasi Mars. Namun, sebuah riset terbaru yang dimuat dalam jurnal Science Advances pada tanggal 18 April 2018 menghadirkan kisah yang lebih spektakuler.
Menurut hasil penelitian tersebut, Phobos dan Deimos tidaklah muncul hanya karena gaya tarik gravitasi semata. Sebaliknya, mereka terbentuk akibat benturan hebat dari objek luar angkasa yang besar dengan permukaan Mars. Benturan dahsyat ini meninggalkan material-material puing yang lambat laun berkumpul dan membentuk dua satelit kecil yang mengelilingi planet merah tersebut.
Dr. Robin Canup, seorang astrofisikawan yang memimpin penelitian ini dari Southwest Research Institute, menjelaskan, "Hasil riset kami merupakan langkah pertama yang konsisten dalam mengidentifikasi peristiwa benturan yang melahirkan Phobos dan Deimos di Mars." Penemuan ini membawa pergeseran paradigma yang signifikan dalam pemahaman kita mengenai asal-usul dua satelit misterius ini.
Melalui penelitian yang cermat ini, kita kini memiliki pandangan yang lebih jelas tentang proses terbentuknya dua sahabat setia Mars, Phobos dan Deimos. Temuan ini tidak hanya memukau dengan keindahan alam semesta, tetapi juga mengundang rasa ingin tahu kita terhadap sejarah dan misteri planet kita sendiri.
Dalam perjalanan panjang menjelajahi ruang angkasa, Mars menjadi saksi bisu dari suatu peristiwa dahsyat yang membentuk dua sahabat langitnya. Benturan hebat dengan objek luar angkasa besar telah merubah Mars selamanya, melahirkan Phobos dan Deimos untuk terus mengelilingi dan menginspirasi kita di bawah langit yang tak terhingga.
Baca Juga : Mampukah Kita Bertahan Hidup di Planet Mars?
Perbandingan ukuran Phobos dan Deimos dengan bulan Bumi sungguhlah mencengangkan. Kedua bulan tersebut memiliki dimensi yang jauh lebih kecil, dengan diameter hanya sekitar 7,5 mil dan 14 mil.
Dalam upaya untuk memahami lebih dalam tentang planet merah, tim peneliti mengarahkan perhatian pada fenomena objek langit yang menghantam Mars.
Hasil penelitian mereka mengungkapkan penemuan yang menarik, terutama berkaitan dengan ukuran benda yang pernah menabrak Mars. Para ilmuwan memperkirakan bahwa benda langit yang pernah menghantam Mars memiliki dimensi yang besar. Bahkan, ukurannya sebanding dengan asteroid terbesar yang kita kenal, seperti Vesta dan Ceres. Dr. Canup, salah seorang peneliti, menjelaskan, "Saat benda langit dengan diameter antara 300 hingga 600 mil menabrak Mars, dampaknya akan menciptakan puing-puing yang pada akhirnya akan mengorbit planet ini."
Proses pembentukan Phobos dan Deimos, dua bulan mungil yang mengelilingi Mars, akhirnya terungkap melalui pemodelan komputer yang sangat canggih. Para ilmuwan berhasil menyimpulkan bahwa puing-puing yang dihasilkan dari tabrakan tersebut berkumpul di luar Mars, membentuk Phobos dan Deimos. Sementara itu, puing-puing yang berada lebih dekat dengan planet merah ini, berputar dan akhirnya melebur ke dalam struktur planet itu sendiri.
Model komputer ini juga membantu mengungkapkan bahwa bahan-bahan yang membentuk kedua bulan tersebut sebenarnya berasal dari Mars itu sendiri. Dengan kata lain, komposisi massanya mirip dengan planet Mars. Namun, analisis juga menunjukkan bahwa karena pemanasan ejecta (partikel yang terlempar) dan kecepatan lepas yang rendah, uap air pada Mars telah hilang. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi kedua bulan ini sangat kering.
Penemuan ini tidak hanya menambah wawasan tentang asal usul Phobos dan Deimos, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada rencana eksplorasi antariksa masa depan. Tim peneliti percaya bahwa temuan ini dapat dimanfaatkan dalam misi eksplorasi Mars dan bulannya. Sebagai contoh, misi Eksplorasi Bulan Mars yang dijalankan oleh Badan Antariksa Jepang (MMX) berencana untuk meluncurkan perjalanan pada tahun 2024. Mereka berambisi mendarat di Phobos dan Deimos, mengumpulkan sampel, dan membawanya kembali ke Bumi dalam kurun lima tahun setelahnya.
Melalui upaya kolaboratif antara ilmuwan dan teknologi mutakhir, semakin banyak misteri tentang Mars dan alam semesta dapat terungkap, membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam tentang keberadaan kita di tata surya ini.
Baca Juga : Kenapa Bulan Bisa Muncul di Siang Hari?